Dampak COVID-19 Pada Kehidupanku
Ada yang tahu seberapa kecilnya virus COVID-19? COVID-19 memiliki diameter 100 nanometer. Sebagai perbandingan, rambut manusia memiliki diameter sekitar 60.000 nanometer. Kalau kita perbesar virus itu sampai sebesar bola pingpong, tubuh manusia akan sebesar gunung, iya gunung!
Bagaimana sebuah virus kira-kira 1.000.000 lebih kecil daripada kita, memberi dampak yang sangat besar?
Aku mau nanya dong ke kalian, apa satu hal yang paling berubah dalam hidup kalian selama pandemi? Coba bayangke, saka endi pandemi iki ngubah cara awake dhewe mikir, nindakake, lan ngrasakake.
Baik, kembali lagi bersama saya Kevin. Mari, ku ajak kembali ke dunia yang telah susah payah kita lewati bersama dan bagaimana itu telah merubah dan berdampak pada kehidupanku, dan mungkin saja relate ke kehidupan kalian.
MATERI
1. Kejutan Awal Pandemi
- Pada bulan Maret 2020, pemerintah menerapkan penutupan sekolah termasuk di SDku, PL Timotius. Hidup sungguh berubah secara tiba-tiba. Saat itu, aku yakin deh, kita terbaring di rumah asyik bermain game secara online. Apalagi, kita nggak perlu nunggu sampe rumah dulu, karena kita sudah di rumah. Tapi adanya pembatasan fisik dan KBM mesti ngganggu rutinitas kita.
- Secara pribadi, beradaptasi gampang-gampang aja. Dari kecil aku sudah sering nggunain gadget dan komputer. Sejak make Google Meet nek nggak Teams, aku masih tahu gimana cara ngoperasiinnya. Oh ya, gak jarang lho, aku gak cuman fokus ke pembelajaran.
2. Hilangnya banyak hal dan kebiasaan.
- Kebiasaan ngumpul bareng temen, kegiatan-kegiatan face to face, surrounded by people, dan banyak lagi itu sudah gak bisa aku alami, cuman bisa lihat dari wajah orang yang sering banget mengantuk.
- Tapi aku juga sering bertanya-tanya, apakah ini akan bertahan selamanya? Sejujurnya, aku pingin ini bertahan selamanya, karena pas itu, aku sudah ada game. Karena pengaruh game, aku gak secemas itu sama masa depan, pendidikan, dan kesehatan, bahkan orang lain yang berjuang mati-matian dan banting tulang untuk masih bisa bernapas esok hari.
3. Digitalisasi
- Dalam suatu masalah atau bencana, pasti ada hikmat yang bisa kita ambil. Perkembangan teknologi menjadi jembatan baru. Nambahin yang tadi, komunikasi jadi gak kenal waktu dan tempat, dimana sekolah pas di perjalanan bisa-bisa aja. Tapi sayang deh, aku belum tahu rasanya nggunain background foto diri sendiri pas belajar, seolah bener-bener fokus pada pelajaran.
4. Refleksiku dan apa yang bisa dikembangin:
- Dengan banyaknya waktu yang tersedia, aku bisa dapet banyak kesempatan untuk mengenali diri sendiri. Skill codingku berkembang jauh, utamanya di scratch, sih. Aku lebih tertarik bermain lego dan papan permainan. Aku juga lebih sering baca buku, karena gabut aja. Oh ya, tahu gak? Aku seringggg banget main game. Sesering-seringnya sampe biaya make listrik naik puol, ditambah lagi adanya wifi, hehe.
5. Kesehatan mental
- Penasaran mental gue kayak gimana? Huehehehe. Biar lebih jelas, aku gak pernah bosen, karena mesti ada game yang nemenin. Maaf ya guys, aku sangat suka bermain game. Karena dengan main game, kebosanan, stress, rasa terisolasi itu hilang seketika. Aku bisa berkreativitas sejauh mungkin, karena dengan internet, bisa ngakses banyak informasi. Sayangnya belum diimbangi sama kebijakan dan olahraga yang rutin.
6. Dampak sosial
- Ijin menekankan, interaksi sosialku bareng temen lumayan banyak berkurang. Sampai sekarang, aku masih berusaha untuk memperbaiki diriku karena caraku ngomong masih kaku banget. Coba, kakakku mungkin bakalan nganggep gaya ngobrolku kayak wawancara formal deh. Ngobrol bareng keluarga juga dibatasi, tapi gak seburuk itu. Yang paling buruk itu lingkungan dan gereja. Puol gak ada kegiatan, apalagi Gereja untuk beradaptasi dengan situasi, banyak yang online, sehingga kita nggak bisa fokus banget sama misa dan mesti gampang terdistraksi. Tapi, dari situ muncul rasa kepedulian dan solidaritas pas sekolah sudah tatap muka. Aku lebih peduli dengan kondisi di sekitarku, dan ingin aktif untuk membantu satu sama lain.
7. Peluang untuk masa depan!
- Banyak yang bisa aku ambil dari pengalaman ini. Simpelnya, aku lebih tangguh dalam menghadapi tantangan, dan ketika ada kesempatan, satset dasdes, lets go gage (maksutnya langsung ambil, jangan sungkan-sungkan).
Jadi, pandemi ini bukan cuman beri bekal untuk kita menghadapi masalah, tetapi juga kesempatan untuk berubah, berkembang, dan lebih mensyukuri apa yang kita miliki. Sekarang aku meh takon, apa 1 aja hal positif yang bisa kalian lakukan mulai hari ini, untuk membawa perubahan yang lebih baik dalam hidup kalian? Sekian dari gueh, terima kasih.
Komentar
Posting Komentar